Jakarta - Fenomena Gerhana Matahari Cincin (GMC) akan menyambangi Indonesia pada 1 September 2016. Namun tak semua wilayah di Tanah Air bisa melihat pemandangan tersebut.
"Diperkirakan akan terjadi Gerhana Matahari Cincin, dengan alur Gerhana Matahari Cincin melewati Samudra Atlantik, Afrika bagian tengah, Madagaskar, dan Samudra Hindia," tulis situs Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Rabu (31/8/2016).
Menurut situs tersebut, di Indonesia Gerhana ini dapat diamati pada sore hari menjelang Matahari terbenam berupa Gerhana Matahari Sebagian, yaitu di Kep. Mentawai, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, dan Jawa Timur bagian barat.
Penampakan gerhana di setiap lokasi akan berbeda-beda.
"Secara umum, kontak pertama GMC 1 September 2016 di Indonesia adalah di Pacitan yang terjadi pada pukul 17:26:00,9 WIB untuk selanjutnya menyebar ke daerah lainnya," demikian jelas pihak BMKG.
Mengingat gerhana ini terjadi saat sore hari di Indonesia, semua lokasi di pulau Jawa dan Kalianda, Lampung hanya terlewati oleh kontak pertama saja untuk kemudian Mataharinya terbenam.
"Puncak gerhana akan pertama kali teramati di Seai-Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat pada pukul 17:52:18,5 WIB untuk selanjutnya menyebar ke lokasi lainnya di Sumatera. Setelah puncak gerhana ini, Matahari pun terbenam di semua kota di Lampung, serta di beberapa kota di Sumatera Selatan dan Bengkulu," papar BMKG melalui situsnya.
Adapun proses Gerhana Matahari Cincin itu akan berakhir ketika kontak terakhir terjadi. Hal ini akan teramati paling awal di Talang Ubi, Sumatera Selatan pada pukul 17:59:36,0 WIB dan paling akhir di Kepahiang, Bengkulu pada pukul 18:06:58,2 WIB.
Secara umum, gerhana dapat diprediksi waktu dan tempat kejadiannya. Untuk memprediksi keberulangannya secara global, gerhana dikelompokkan ke dalam suatu kelompok yang disebut Siklus Saros tertentu.
Gerhana-gerhana pada Siklus Saros tertentu akan berulang hampir setiap 18 tahun 11 hari. Sebagai contoh, GMC 1 September 2016 adalah anggota ke 39 dari 71 anggota pada Siklus Saros ke 135.
"Diperkirakan akan terjadi Gerhana Matahari Cincin, dengan alur Gerhana Matahari Cincin melewati Samudra Atlantik, Afrika bagian tengah, Madagaskar, dan Samudra Hindia," tulis situs Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Rabu (31/8/2016).
Menurut situs tersebut, di Indonesia Gerhana ini dapat diamati pada sore hari menjelang Matahari terbenam berupa Gerhana Matahari Sebagian, yaitu di Kep. Mentawai, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, dan Jawa Timur bagian barat.
Penampakan gerhana di setiap lokasi akan berbeda-beda.
"Secara umum, kontak pertama GMC 1 September 2016 di Indonesia adalah di Pacitan yang terjadi pada pukul 17:26:00,9 WIB untuk selanjutnya menyebar ke daerah lainnya," demikian jelas pihak BMKG.
Mengingat gerhana ini terjadi saat sore hari di Indonesia, semua lokasi di pulau Jawa dan Kalianda, Lampung hanya terlewati oleh kontak pertama saja untuk kemudian Mataharinya terbenam.
"Puncak gerhana akan pertama kali teramati di Seai-Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat pada pukul 17:52:18,5 WIB untuk selanjutnya menyebar ke lokasi lainnya di Sumatera. Setelah puncak gerhana ini, Matahari pun terbenam di semua kota di Lampung, serta di beberapa kota di Sumatera Selatan dan Bengkulu," papar BMKG melalui situsnya.
Adapun proses Gerhana Matahari Cincin itu akan berakhir ketika kontak terakhir terjadi. Hal ini akan teramati paling awal di Talang Ubi, Sumatera Selatan pada pukul 17:59:36,0 WIB dan paling akhir di Kepahiang, Bengkulu pada pukul 18:06:58,2 WIB.
Secara umum, gerhana dapat diprediksi waktu dan tempat kejadiannya. Untuk memprediksi keberulangannya secara global, gerhana dikelompokkan ke dalam suatu kelompok yang disebut Siklus Saros tertentu.
Gerhana-gerhana pada Siklus Saros tertentu akan berulang hampir setiap 18 tahun 11 hari. Sebagai contoh, GMC 1 September 2016 adalah anggota ke 39 dari 71 anggota pada Siklus Saros ke 135.
Gerhana sebelumnya yang berasosiasi dengan GMC 1 September 2016 ini adalah GMC yang terjadi pada 22 Agustus 1998. Adapun Gerhana sesudahnya yang berasosiasi dengan GMC 1 September 2016 tersebut adalah GMC yang terjadi pada 12 September 2034.
Sebelumnya, Gerhana Matahari Total (GMT) yang bisa terlihat dari Indonesia terjadi pada 9 Maret 2016.
No comments:
Post a Comment