Sebuah penelitian menemukan bahwa pola tidur teratur berdampak baik dalam melawan paparan penyakit. Sebaliknya, tubuh menjadi sensitif dan rentan terhadap penyakit jika memiliki pola tidur yang tidak beraturan.
Penelitian yang diungkapkan dalam jurnal Proceedings of The National Academy of Sciences tersebut dapat menjelaskan mengapa pekerja dengan jadwal sif yang tidak teratur, dan pola tidurnya terganggu, akan lebih mudah terserang penyakit termasuk infeksi dan penyakit kronik lain.
Hal ini sejalan dengan dari siklus sirkandian yang berakar pada pola dan siklus kehidupan seseorang termasuk pola kerja, pola tidur, suhu tubuh, sistem imun dan produksi hormon.
Para peneliti melakukan percobaan pada hewan malam atau nokturnal yaitu tikus dengan menambahkan virus ke dalam tubuhnya di waktu berbeda. Pada perkembangannya, nampak jelas bahwa virus berkembangbiak saat waktu istirahat dilakukan, yaitu 10 kali lebih besar kemungkinan perkembangbiakan virus terjadi di malam hari.
"Waktu terjadinya infeksi dapat berdampak besar dengan kerentanan tubuh seseorang atau meningkatnya replikasi virus, yang berarti infeksi di waktu yang tidak tepat akan menyebabkan infeksi akut yang cukup parah," ujar profesor Akhilesh Reddy, salah satu penulis senior studi ini, seperti dikutip dari laman The Guardian.
Hasil yang ditemukan yaitu saat pola tidur rusak dan mengganggu sel di tubuh, maka waktu terpaparnya infeksi pada tubuh tidak lagi penting karena perkembangbiakan virus akan bertambah. Sehingga, hal tersebut mengindikasikan pekerja dengan jadwal sif tidak teratur yang mengganggu pola tidur dan lebih rentan terpapar virus penyakit.
Penelitian yang diungkapkan dalam jurnal Proceedings of The National Academy of Sciences tersebut dapat menjelaskan mengapa pekerja dengan jadwal sif yang tidak teratur, dan pola tidurnya terganggu, akan lebih mudah terserang penyakit termasuk infeksi dan penyakit kronik lain.
Hal ini sejalan dengan dari siklus sirkandian yang berakar pada pola dan siklus kehidupan seseorang termasuk pola kerja, pola tidur, suhu tubuh, sistem imun dan produksi hormon.
Para peneliti melakukan percobaan pada hewan malam atau nokturnal yaitu tikus dengan menambahkan virus ke dalam tubuhnya di waktu berbeda. Pada perkembangannya, nampak jelas bahwa virus berkembangbiak saat waktu istirahat dilakukan, yaitu 10 kali lebih besar kemungkinan perkembangbiakan virus terjadi di malam hari.
"Waktu terjadinya infeksi dapat berdampak besar dengan kerentanan tubuh seseorang atau meningkatnya replikasi virus, yang berarti infeksi di waktu yang tidak tepat akan menyebabkan infeksi akut yang cukup parah," ujar profesor Akhilesh Reddy, salah satu penulis senior studi ini, seperti dikutip dari laman The Guardian.
Hasil yang ditemukan yaitu saat pola tidur rusak dan mengganggu sel di tubuh, maka waktu terpaparnya infeksi pada tubuh tidak lagi penting karena perkembangbiakan virus akan bertambah. Sehingga, hal tersebut mengindikasikan pekerja dengan jadwal sif tidak teratur yang mengganggu pola tidur dan lebih rentan terpapar virus penyakit.
Sumber : Vivia.co.id
No comments:
Post a Comment